Anak Kecanduan Media Sosial Setelah Belajar Online?

Semenjak belajar Online karena Covid-19, jumlah anak kecanduan media sosial semangkin meningkat. Kasus Covid-19 menyebar ke seluruh dunia pada tahun 2019, setiap harinya seluruh negara melaporkan data peningkatan jumlah yang positif, sembuh atau pun yang meninggal begitu pun di Indonesia. Hal tersebut yang memaksakan pemerintah untuk mengambil kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk seluruh peserta didik baik dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Walaupun sempat diwarnai pro dan kontra, namun PJJ berhasil diterapkan hampir di seluruh wilayah. Dari inilah, siswa mulai terbiasa menggunakan handphone ataupun laptop untuk mengakses internet dalam durasi yang lama. Mulai dari pembelajaran onlinenya, pemanfaatan untuk mengerjakan tugas, hingga mengisi waktu luangnya (setelah belajar online).

anak kecanduan sosial media setelah belajar online
Anak Kecanduan Media Sosial Settelah Belajar Online

Data dari https://kominfo.go.id  menyebutkan, selama pandemi konfigurasi pemanfaatan atau penggunaan internet bergeser dari perkantoran atau ruang publik kini ke perumahan, tempat tinggal, dan pemukiman hal tersebut disebabkan adanya diterapkannya pembelajaran online dan Work From Home (WFH). Peningkatan mencapai 11 persen yang tahun sebelumnya 175,4 juta kini sudah mencapai angka 202,6 juta pengguna, dan salah satunya anak-anak anda. Penggunaan internet yang semakin masif di kalangan pelajar ini, harus diimbangi dengan pemahaman penggunaan yang baik dan orang tua berperan aktif untuk memantaunya.

Dampak Kecanduan Media Sosial

Sekarang ini bisa dilihat di media sosial seperti di Instagram ataupun TikTok anak-anak aktif memposting konten-konten dengan meniru hal yang sedang hype atau booming dan untuk saat ini bisa dikatakan lumrah. Selain itu, anak-anak sekarang sudah terbiasa dengan permainan game online meminta dengan paksa uang untuk membeli top up game. Dan yang lebih tidak habis pikir anak dengan leluasa mengakses konten negatif. Kegiatan tersebut dilakukan anak yang disebabkan rasa jenuh, lelah, kesepian ataupun setres.

Untuk itu, orang tua sebagai pendidik pertama dan utama harus lebih memperhatikan anak dalam penggunaan internet.

Solusi Mengurangi Anak Kecanduan Media Sosial

Batasi Penggunaan Gadget

Membatasi waktu penggunaan gadget pada anak bisa dengan jadwal yang disesuaikan waktu belajarnya. Berdasarkan waktu normal yang diterapkan untuk usia 16-18 tahun maksimal adalah 4 jam, dan untuk usia 13-15 tahun adalah 3 jam. Waktu yang diterapkan tersebut jeda atau istirahat 30 menit. Jika tidak ada pembatasan penggunaan gadget sedini mungkin bisa mengakibatkan anak akan terpapar terhadap konten dewasa atau hal lain yang bukan seusianya, selain itu akan lebih agresif, dan kurang terkendali emosinya. Dalam hal kesehatan bisa berakibat obesitas karena malas bergerak, insomia, dan lainnya. Untuk itu, penting orang tua mengatur jadwal demi kebaikan di masa depan.

Ajak Anak bersosialisasi

Masa pandemi seperti sekarang ini terkadang orang tua melupakan mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan dunia luar. Takut terpapar covid19 mengurung anak di dalam rumah, dan membiarkan anak bermain gadgetnya. Keputusan tersebut tidak baik untuk kedepannya, anak harus diajak sosialisasi agar mampu beradaptasi di masa depan. Ajarkan bersikap bagaimana bersikap pada yang lebih tua, muda,atau sebayanya. Terlalu sering menggunakan gadget membuat emosi anak tidak stabil, dan terkadang kurang berempati.

Memanfaatkan fitur Google Family Link

Orang tua bisa memanfaatkan fitur Google Family Link https://families.google.com/intl/id/familylink/ fitur ini bisa dimanfaatkan orang tua untuk memantau situs yang dilihat ataupun di download oleh anak. Sehingga orang tua bisa memblokir atau mengizinkan apa  saja yang dilihat oleh anaknya. dan hal tersebut dapat menjadi penggunaan internet yang sehat.

Google Family Link Membantu Orangtua supaya anak tidak kecanduan Sosmed

Riset Terkait Kecanduan Sosmed bagi Anak

Menurut  American Psychological Association (APA) bagian otak yang bernama pre-frontal cortex memegang kendali atas perilaku manusia. Bagian ini bertanggung jawab seperti perhatian (attention), perencanaan (planning), memori kerja (working memory), dan perilaku sosial lain. Nah ketika anak tidak diajarkan untuk mengontrol tersebut sedini mungking dan membiarkannya begitu saja akan mempengaruhi kinerja bagian lain dan berakibat buruk pada sikap yang akan ditunjukkannya ke lingkungan. Untuk itu, orangtua harus melatih dan bersabar untuk mengontrol demi masa depan anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *